Cuaca Ekstrem Picu Banjir di Desa Bajur, Lombok Barat, Ratusan Warga Mengungsi

350 KK Terdampak Banjir di Pohdodol, Kecamatan Labuapi Siaga

Lombok BaratNTB – Hujan deras disertai cuaca ekstrem yang melanda wilayah Kecamatan Labuapi, Lombok Barat, pada Minggu (6/7/2025) malam, menyebabkan banjir di Dusun Pohdodol, Desa Bajur. Debit air Kali Pohdodol yang meningkat drastis merendam ratusan rumah warga dan memaksa mereka mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Dampak Langsung Cuaca Ekstrem

Musim penghujan kerap membawa risiko bencana hidrometeorologi, dan kali ini Dusun Pohdodol menjadi salah satu wilayah yang terdampak. Sekitar pukul 21.30 WITA pada Minggu malam, tim gabungan telah melakukan pemantauan dan pengumpulan data terkait dampak banjir ini. Berdasarkan pemantauan di lapangan, diketahui bahwa bencana banjir ini adalah imbas langsung dari cuaca ekstrem yang mengakibatkan peningkatan volume air di Kali Pohdodol.

Kapolsek Labuapi, Polres Lombok BaratPolda NTB, Ipda I Nyoman Rudi Santosa, menyatakan keprihatinannya atas kejadian ini. “Kami terus memantau perkembangan situasi di Dusun Pohdodol. Banjir ini merupakan dampak dari curah hujan dengan intensitas tinggi dan cuaca ekstrem yang terjadi,” ujarnya.

Ratusan Kepala Keluarga Terdampak, Warga Mengungsi

Banjir yang melanda Dusun Pohdodol ini memiliki dampak yang signifikan bagi masyarakat setempat. Sebanyak 350 Kepala Keluarga (KK) perumahan warga di Dusun Pohdodol terendam air. Ketinggian air dilaporkan mencapai lutut orang dewasa, membuat aktivitas warga lumpuh total.

Melihat kondisi yang tidak memungkinkan untuk bertahan di rumah, sebagian besar warga memutuskan untuk mengungsi. Masjid Nurul Huda Pohdodol menjadi salah satu pusat pengungsian utama, menampung puluhan warga yang rumahnya terendam. Sementara itu, sebagian warga lainnya memilih untuk mengungsi ke rumah kerabat atau keluarga yang berada di lokasi aman. Langkah ini diambil sebagai bentuk antisipasi dan untuk memastikan keselamatan diri serta keluarga.

Kewaspadaan Dini di Tengah Ancaman Banjir Susulan

Meskipun saat ini ketinggian air masih berkisar di lutut orang dewasa, warga belum kembali ke rumah mereka. Pengungsian masih berlanjut sebagai langkah antisipasi terhadap potensi banjir susulan. Kewaspadaan ini sangat penting mengingat kondisi cuaca yang masih belum sepenuhnya stabil dan risiko hujan deras masih mungkin terjadi.

Ipda I Nyoman Rudi Santosa menambahkan, “Warga masih berada di pengungsian untuk mengantisipasi adanya banjir susulan akibat dari cuaca ekstrem yang masih berpotensi terjadi. Kami mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan mengikuti arahan dari petugas di lapangan.”

Pihak kepolisian bersama dengan instansi terkait terus berkoordinasi untuk memantau perkembangan situasi dan memberikan bantuan yang diperlukan bagi para korban banjir. Bantuan logistik dan kebutuhan dasar lainnya tengah diupayakan untuk disalurkan kepada para pengungsi. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang, namun tidak lengah, serta selalu mengikuti informasi terkini dari sumber resmi pemerintah dan badan penanggulangan bencana setempat. Kesiapsiagaan menjadi kunci dalam menghadapi fenomena cuaca ekstrem yang cenderung semakin sering terjadi.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *